Mengatasi Diare dan Muntah pada Anak: Pentingnya Rehidrasi Cepat

Mengatasi Diare dan Muntah pada Anak: Pentingnya Rehidrasi Cepat – Diare dan muntah merupakan masalah kesehatan yang sering dialami anak-anak. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi virus seperti rotavirus, infeksi bakteri (Salmonella, E. coli), parasit, hingga alergi makanan dan intoleransi laktosa. Selain itu, kebiasaan anak yang belum disiplin menjaga kebersihan tangan juga meningkatkan risiko masuknya kuman penyebab penyakit ke dalam tubuh.

Ketika anak mengalami diare dan muntah, tubuhnya kehilangan banyak cairan serta elektrolit penting seperti natrium, kalium, dan klorida. Kehilangan cairan dalam jumlah besar dapat memicu dehidrasi, kondisi berbahaya yang bisa berkembang cepat pada anak-anak karena tubuh mereka lebih kecil dan cadangan cairan relatif terbatas.

Tanda-tanda dehidrasi pada anak antara lain:

  • Mulut dan bibir kering
  • Tidak ada air mata saat menangis
  • Frekuensi buang air kecil berkurang (popok kering lebih dari 3 jam)
  • Mata cekung
  • Kulit kurang elastis
  • Anak tampak lesu, rewel, atau mengantuk berlebihan

Jika tidak segera ditangani, dehidrasi dapat mengganggu fungsi organ vital, bahkan mengancam jiwa. Oleh karena itu, langkah paling penting dalam mengatasi diare dan muntah pada anak adalah rehidrasi cepat.

Pentingnya Rehidrasi Cepat dan Cara Tepat Memberikannya

Rehidrasi dengan Oralit

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian oralit atau larutan rehidrasi oral (ORS) sebagai langkah utama untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare dan muntah. Oralit tersedia dalam bentuk serbuk yang dicampur air matang sesuai takaran.

Keunggulan oralit:

  • Mengandung kombinasi tepat antara gula dan garam untuk mempercepat penyerapan cairan di usus.
  • Mudah diberikan di rumah.
  • Terbukti menurunkan angka kematian akibat dehidrasi pada anak.

Pemberian oralit harus dilakukan sedikit demi sedikit namun sering, terutama jika anak masih sering muntah. Misalnya, berikan satu sendok teh setiap 5–10 menit. Dengan cara ini, cairan tetap bisa masuk tanpa memicu muntah lebih lanjut.

Alternatif Rehidrasi di Rumah

Jika oralit belum tersedia, orang tua dapat memberikan cairan rumah tangga sebagai alternatif sementara, misalnya:

  • Air tajin (air rebusan beras)
  • Sup bening
  • Air matang yang dicampur sedikit gula dan garam (dengan perbandingan tepat agar tidak terlalu asin atau manis)

Meskipun tidak seefektif oralit, cairan tersebut tetap membantu mencegah dehidrasi hingga oralit didapatkan.

ASI dan Susu

Untuk bayi yang masih menyusu, pemberian ASI eksklusif tetap dilanjutkan karena ASI mengandung cairan, nutrisi, serta antibodi alami yang mendukung pemulihan. Bagi anak yang sudah mengonsumsi susu formula, pemberiannya tetap dilanjutkan, kecuali dokter menyarankan perubahan khusus.

Tanda Bahaya yang Memerlukan Pertolongan Medis

Meskipun rehidrasi bisa dilakukan di rumah, ada kondisi yang harus segera mendapat perawatan medis:

  • Anak tidak mau minum sama sekali
  • Muntah terus-menerus sehingga cairan tidak bisa masuk
  • Diare berdarah atau berwarna hitam
  • Demam tinggi
  • Anak sangat lemas, tidak sadar, atau kejang
  • Tanda dehidrasi berat (mata sangat cekung, kulit pucat, napas cepat)

Pada kasus ini, anak membutuhkan cairan intravena (infus) di rumah sakit untuk mencegah komplikasi serius.

Pola Makan Selama Pemulihan

Setelah gejala diare dan muntah mulai berkurang, penting untuk memperhatikan asupan makanan agar pemulihan berjalan baik. Beberapa prinsip yang dianjurkan:

  • Makanan lunak seperti bubur, pisang, roti, atau kentang rebus lebih mudah dicerna.
  • Hindari makanan berlemak, terlalu manis, atau pedas karena dapat memperberat gejala.
  • Berikan porsi kecil namun sering agar sistem pencernaan tidak terbebani.
  • Tambahkan makanan bergizi seimbang secara bertahap untuk mendukung kekuatan tubuh.

Pencegahan Kekambuhan

Diare dan muntah pada anak bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana, seperti:

  1. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan, setelah dari toilet, dan setelah bermain.
  2. Jaga kebersihan makanan – pastikan makanan matang sempurna dan air minum bersih.
  3. ASI eksklusif hingga usia 6 bulan untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
  4. Imunisasi rotavirus – salah satu cara efektif mencegah diare berat akibat rotavirus.
  5. Hindari jajanan sembarangan yang berisiko terkontaminasi bakteri atau kuman.

Dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat, risiko diare maupun muntah berulang pada anak dapat dikurangi.

Kesimpulan

Diare dan muntah pada anak sering kali dianggap sepele, padahal bisa menimbulkan dehidrasi berat yang membahayakan jiwa. Kunci utama penanganannya adalah rehidrasi cepat dengan oralit atau cairan alternatif bila oralit belum tersedia. Orang tua harus waspada terhadap tanda-tanda dehidrasi, terutama jika anak tampak sangat lemas, tidak mau minum, atau muntah terus-menerus.

Selain memberikan cairan, pemilihan makanan lunak, melanjutkan ASI atau susu, serta menjaga kebersihan lingkungan merupakan bagian penting dalam pemulihan. Pencegahan juga harus diutamakan melalui kebiasaan mencuci tangan, menjaga kebersihan makanan, serta imunisasi rotavirus.

Dengan penanganan cepat, tepat, dan penuh perhatian, anak dapat pulih lebih cepat, terhindar dari dehidrasi, dan kembali aktif seperti sedia kala.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top