ASI Perah (ASIP): Panduan Penyimpanan dan Pemberian yang Aman – Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik untuk bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan pertama kehidupannya. Kandungan gizi yang lengkap, mulai dari protein, lemak sehat, vitamin, mineral, hingga antibodi, menjadikan ASI sebagai makanan utama yang tidak tergantikan. Namun, kondisi modern saat ini sering kali membuat ibu tidak bisa selalu menyusui secara langsung. Aktivitas bekerja, perjalanan, atau situasi medis tertentu membuat ASI perah (ASIP) menjadi solusi penting.
ASI perah adalah ASI yang diperah baik secara manual maupun menggunakan pompa, kemudian disimpan agar bisa diberikan kepada bayi di kemudian hari. Dengan adanya ASIP, bayi tetap bisa mendapatkan nutrisi optimal dari ASI meskipun ibu tidak berada di dekatnya. Kepraktisan ini juga membantu ibu yang ingin terus memberikan ASI eksklusif meski memiliki kesibukan padat.
Penting untuk dipahami bahwa kualitas ASI perah sangat bergantung pada cara pemerahannya, penyimpanannya, hingga cara pemberiannya kepada bayi. Kesalahan dalam salah satu tahap tersebut bisa menyebabkan berkurangnya kandungan gizi, bahkan risiko kontaminasi. Oleh karena itu, setiap ibu perlu memahami standar kebersihan dan keamanan dalam mengelola ASI perah.
Selain itu, ASIP juga berperan penting dalam mendukung program ASI eksklusif di berbagai situasi. Misalnya, bagi bayi prematur yang dirawat di rumah sakit, ASI perah dapat diberikan melalui selang atau botol untuk memastikan bayi tetap mendapat nutrisi optimal. Begitu juga bagi ibu dengan produksi ASI berlebih, menyimpan ASIP dapat mencegah pemborosan dan membantu menyediakan cadangan bagi kebutuhan mendesak.
Panduan Penyimpanan dan Pemberian ASI Perah yang Aman
Agar ASIP tetap aman dikonsumsi bayi, ada beberapa langkah penting yang harus diperhatikan, mulai dari proses pemerahan hingga pemberian.
1. Persiapan Sebelum Memerah
Kebersihan adalah kunci utama. Ibu perlu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memerah. Peralatan seperti pompa ASI, botol, atau wadah penyimpanan harus disterilkan terlebih dahulu. Gunakan wadah khusus ASI berbahan kaca atau plastik food-grade yang bebas BPA.
2. Cara Memerah ASI
- Manual: Dilakukan dengan tangan, teknik ini membutuhkan latihan agar ASI keluar dengan lancar. Kelebihannya adalah tidak memerlukan alat tambahan.
- Pompa ASI: Tersedia dalam berbagai jenis, mulai dari manual hingga elektrik. Pompa elektrik biasanya lebih praktis dan efisien bagi ibu yang sering memerah dalam jumlah banyak.
Pastikan memerah ASI dalam keadaan rileks, karena kondisi psikologis ibu berpengaruh besar pada kelancaran produksi.
3. Penyimpanan ASI Perah
Setelah ASI diperah, segera masukkan ke dalam wadah penyimpanan bersih yang tertutup rapat. Berikan label berupa tanggal dan waktu pemerahan agar mudah memantau kesegarannya. Aturan penyimpanan ASI berdasarkan suhu adalah sebagai berikut:
- Suhu ruang (≤25°C): 4–6 jam
- Dalam cooler bag dengan ice pack: hingga 24 jam
- Kulkas (suhu 2–4°C): 3–4 hari
- Freezer kulkas satu pintu: 2 minggu
- Freezer kulkas dua pintu: 3–6 bulan
- Deep freezer (-18°C): hingga 12 bulan
Semakin lama penyimpanan, semakin besar risiko penurunan kandungan gizi. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan ASIP yang paling baru diperah terlebih dahulu (sistem FIFO: first in, first out).
4. Cara Mencairkan dan Menghangatkan ASIP
ASI beku harus dicairkan dengan benar agar kandungan gizinya tidak rusak. Jangan pernah mencairkan ASI dengan air panas atau microwave. Cara yang dianjurkan:
- Pindahkan ASIP dari freezer ke kulkas semalam sebelum digunakan.
- Jika butuh cepat, letakkan wadah ASIP dalam mangkuk berisi air hangat (bukan panas).
- Setelah dicairkan, ASIP harus segera digunakan dalam waktu 24 jam dan tidak boleh dibekukan kembali.
5. Pemberian ASIP pada Bayi
Pemberian ASIP bisa menggunakan sendok, cangkir khusus bayi, atau botol dot. Pilihan terbaik adalah metode cangkir atau sendok untuk menghindari bingung puting pada bayi yang masih menyusu langsung. Jika menggunakan botol, pastikan kebersihan dot terjaga dan pilih dot dengan aliran yang sesuai usia bayi.
ASI yang sudah dihangatkan harus segera diberikan. Jika bayi tidak menghabiskan ASI dalam 2 jam, sisa ASIP harus dibuang untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
6. Tips Tambahan untuk Keamanan
- Jangan mencampur ASIP hangat dengan ASIP dingin.
- Jika ingin menambah ASIP ke dalam botol, pastikan ASIP baru sudah didinginkan terlebih dahulu.
- Hindari membuka dan menutup freezer terlalu sering agar suhu tetap stabil.
- Gunakan wadah kecil (60–120 ml) agar lebih praktis sesuai kebutuhan bayi.
Kesimpulan
ASI perah (ASIP) adalah solusi tepat bagi ibu yang ingin terus memberikan nutrisi terbaik untuk bayinya meskipun tidak selalu bisa menyusui langsung. Namun, keberhasilan penggunaan ASIP sangat bergantung pada cara penyimpanan dan pemberian yang aman.
Mulai dari memerah dengan higienis, menyimpan sesuai standar suhu, hingga mencairkan dan menghangatkan dengan benar, semua langkah ini penting untuk menjaga kualitas ASIP. Dengan manajemen ASI perah yang baik, bayi akan tetap mendapat manfaat penuh dari ASI, sementara ibu memiliki fleksibilitas dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
ASI adalah investasi kesehatan jangka panjang bagi bayi. Dengan memahami panduan penyimpanan dan pemberian ASIP yang aman, setiap ibu bisa merasa lebih tenang dan percaya diri dalam mendukung tumbuh kembang optimal si kecil.