
Mengenal GTM (Gerakan Tutup Mulut) pada Bayi – Setiap orang tua pasti pernah merasa khawatir ketika bayi yang biasanya lahap menyusu atau makan tiba-tiba menolak dengan cara menutup mulut rapat-rapat. Kondisi ini dikenal sebagai GTM (Gerakan Tutup Mulut), yaitu fase ketika bayi atau balita menolak untuk makan atau menyusu, baik karena alasan fisik maupun psikologis.
GTM adalah hal yang umum terjadi dan merupakan bagian dari perkembangan alami bayi, terutama ketika mereka mulai belajar mengenali rasa, tekstur, dan kontrol terhadap keinginannya sendiri. Namun, bagi banyak orang tua, fase ini bisa menjadi sangat menegangkan karena khawatir akan menurunkan berat badan bayi atau mengganggu pertumbuhannya.
Pada dasarnya, GTM bukanlah penyakit atau tanda gangguan serius. Kondisi ini bisa berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung penyebabnya dan bagaimana orang tua menanganinya. Penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan tidak memaksa bayi, karena tekanan justru bisa memperburuk situasi dan membuat bayi semakin enggan menyusu atau makan.
Beberapa penyebab umum GTM pada bayi antara lain:
- Tumbuh gigi – Saat gigi mulai tumbuh, gusi bayi terasa nyeri atau gatal, sehingga bayi merasa tidak nyaman untuk mengisap atau mengunyah.
- Bosan dengan rasa atau tekstur makanan – Bayi mulai mengenal variasi rasa, dan mungkin merasa bosan jika diberikan menu yang sama terus-menerus.
- Perubahan jadwal atau rutinitas – Bayi sangat peka terhadap perubahan. Jadwal tidur yang terganggu, pindah rumah, atau kehadiran orang baru bisa memengaruhi nafsu makan.
- Sedang tidak enak badan – Demam, pilek, sariawan, atau infeksi tenggorokan bisa menyebabkan bayi malas makan.
- Sedang belajar mandiri – Di usia tertentu, bayi ingin mencoba makan sendiri, dan jika tidak diberi kesempatan, mereka bisa menolak makan dari orang lain.
Memahami penyebab GTM menjadi langkah awal yang penting untuk menemukan solusi yang tepat. Orang tua tidak perlu panik, karena sebagian besar bayi akan kembali menyusu dan makan dengan normal setelah masa GTM berlalu, terutama bila ditangani dengan cara yang lembut dan sabar.
Cara Menghadapi GTM dan Menjaga Asupan Nutrisi Bayi
Menghadapi bayi yang sedang mengalami GTM memerlukan kesabaran, kreativitas, dan konsistensi. Berikut beberapa tips yang dapat membantu agar bayi tetap mau menyusu atau makan meski sedang menolak:
1. Ciptakan Suasana Makan yang Menyenangkan
Bayi mudah menangkap emosi orang tua. Jika orang tua terlihat stres atau memaksa, bayi akan semakin menolak. Cobalah menciptakan suasana yang santai dan menyenangkan saat makan. Ajak bayi duduk di kursi makan, nyalakan musik lembut, atau ajak berbicara dengan nada ceria. Dengan begitu, bayi akan merasa makan adalah kegiatan yang menyenangkan, bukan beban.
2. Hindari Pemaksaan
Memaksa bayi makan justru dapat menimbulkan trauma dan memperpanjang fase GTM. Jika bayi menolak, biarkan ia berhenti dulu. Tunggu beberapa saat dan tawarkan kembali dengan lembut. Terkadang bayi hanya butuh waktu untuk menenangkan diri sebelum mau makan atau menyusu lagi.
3. Berikan Variasi Rasa dan Tekstur
Bayi yang mulai bosan dengan makanan yang sama bisa menolak makan sebagai bentuk ekspresi. Cobalah mengubah menu, tekstur, atau cara penyajian. Misalnya, ubah pure halus menjadi potongan lembut (finger food), tambahkan rasa gurih alami dari kaldu ayam, atau variasikan warna makanan agar lebih menarik.
Untuk bayi yang masih menyusu, ibu bisa mencoba mengubah posisi menyusui atau menyusui di tempat yang lebih tenang agar bayi lebih nyaman.
4. Amati Tanda Lapar dan Kenyang Bayi
Setiap bayi memiliki ritme makan yang berbeda. Jangan terfokus pada jadwal jam makan yang kaku. Amati tanda lapar seperti bayi membuka mulut, menjulurkan lidah, atau menatap makanan. Jika bayi terlihat lelah atau rewel, tunda dulu pemberian makan agar tidak membuatnya stres.
5. Berikan Makanan dalam Porsi Kecil tapi Sering
Daripada memaksa bayi makan banyak dalam satu waktu, lebih baik berikan porsi kecil secara berkala. Bayi dengan GTM sering kali hanya mampu makan sedikit, jadi memberi makanan dengan frekuensi lebih sering akan membantu menjaga asupan nutrisi tanpa membuatnya kewalahan.
6. Libatkan Bayi dalam Proses Makan
Untuk bayi usia di atas 8 bulan, biarkan ia memegang sendok atau mengambil makanan dengan tangannya sendiri. Meskipun berantakan, aktivitas ini membantu bayi merasa memiliki kontrol dan menumbuhkan rasa penasaran terhadap makanan. Banyak bayi yang akhirnya mau makan karena merasa terlibat dalam prosesnya.
7. Gunakan ASI atau MPASI Sebagai Sumber Utama Nutrisi
Jika bayi masih dalam masa menyusu, ASI tetap menjadi sumber nutrisi terbaik. Saat bayi menolak makan padat, pastikan tetap menyusu agar kebutuhan energinya tercukupi. Bagi bayi yang sudah MPASI, makanan lembut seperti bubur saring, sup ayam, atau puree buah bisa menjadi alternatif sementara sampai nafsu makan membaik.
8. Perhatikan Faktor Kesehatan
Jika GTM berlangsung lama atau disertai tanda lain seperti berat badan turun drastis, dehidrasi, atau bayi tampak lemah, segera konsultasikan dengan dokter anak. Bisa jadi GTM disebabkan oleh faktor medis seperti infeksi mulut, gangguan pencernaan, atau alergi makanan. Pemeriksaan dini membantu menentukan penanganan yang tepat.
9. Gunakan Metode Feeding Responsif
Metode ini menekankan pentingnya interaksi positif antara orang tua dan bayi selama makan. Orang tua diharapkan memberikan makanan sesuai sinyal lapar bayi, tidak terburu-buru, dan memberi pujian ketika bayi mau makan. Dengan pendekatan ini, bayi belajar bahwa makan adalah pengalaman yang menyenangkan, bukan tekanan.
10. Coba Teknik Menyusui yang Berbeda
Bayi yang menolak menyusu sering kali merasa tidak nyaman karena posisi, suhu ruangan, atau distraksi di sekitarnya. Coba menyusui di tempat yang lebih tenang, gendong dengan posisi berbeda, atau lakukan kontak kulit-ke-kulit untuk meningkatkan kenyamanan dan kedekatan emosional.
Bagi ibu yang menyusui langsung, penting juga menjaga asupan cairan dan nutrisi agar produksi ASI tetap lancar. Bayi yang merasakan ASI dengan rasa dan suhu yang nyaman cenderung lebih mudah diajak menyusu kembali.
Kesimpulan
GTM atau Gerakan Tutup Mulut adalah fase alami yang umum terjadi pada bayi, terutama saat mereka sedang tumbuh dan berkembang. Meski sering membuat orang tua khawatir, kondisi ini tidak selalu menandakan masalah serius, selama bayi tetap aktif, ceria, dan berat badannya tidak menurun drastis.
Kunci utama menghadapi GTM adalah kesabaran dan pemahaman terhadap kebutuhan bayi. Hindari memaksa makan, dan ciptakan suasana positif setiap kali memberi makan atau menyusui. Dengan pendekatan yang lembut dan penuh kasih, bayi akan merasa lebih nyaman dan secara perlahan kembali menerima makanan atau ASI.
Selain itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan tanda-tanda kesehatan bayi. Jika GTM berlangsung terlalu lama atau disertai gejala lain, konsultasi dengan dokter anak sangat dianjurkan agar penyebab medis bisa segera diatasi.
Pada akhirnya, setiap bayi memiliki ritme dan preferensi masing-masing. Peran orang tua bukan hanya memberi makan, tetapi juga menumbuhkan hubungan positif dengan makanan dan proses menyusu sejak dini. Dengan pola asuh penuh empati dan ketelatenan, fase GTM akan berlalu, dan bayi pun kembali tumbuh sehat serta bersemangat menikmati setiap suapan yang diberikan dengan cinta.