
Oral Rehydration Solution (ORS): Kapan dan Bagaimana Memberikannya pada Bayi Sakit – Ketika bayi sakit, terutama saat mengalami diare atau muntah, salah satu risiko paling berbahaya adalah dehidrasi. Tubuh bayi yang masih kecil kehilangan cairan lebih cepat dibanding orang dewasa. Karena itu, Oral Rehydration Solution (ORS) atau larutan rehidrasi oral menjadi solusi utama untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang dari tubuh.
ORS bukan obat penyembuh penyakit, melainkan penyelamat utama dari dampak dehidrasi. Cairan ini mengandung kombinasi ideal dari air, garam, dan gula, yang membantu penyerapan cairan kembali ke dalam tubuh secara efisien melalui usus.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan ORS sebagai pengobatan utama untuk diare pada bayi dan anak-anak, dan telah terbukti menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia. Dalam konteks bayi, pemberian ORS memerlukan perhatian khusus, baik dari segi waktu pemberian, dosis, maupun cara penggunaannya.
Bayi yang mengalami dehidrasi ringan bisa segera pulih hanya dengan pemberian ORS yang tepat. Namun, banyak orang tua masih ragu kapan harus memberikannya, berapa jumlah yang aman, dan bagaimana memastikan bayi mau meminumnya. Padahal, penanganan cepat dengan ORS bisa mencegah kondisi menjadi lebih parah — seperti dehidrasi berat, kejang, hingga syok.
Tanda-Tanda Dehidrasi pada Bayi
Agar bisa bertindak cepat, orang tua harus mengenali tanda-tanda dehidrasi sedini mungkin. Gejala umum yang perlu diwaspadai antara lain:
- Mulut dan bibir terasa kering.
- Tidak keluar air mata saat menangis.
- Jumlah popok basah berkurang drastis (urin sedikit).
- Mata tampak cekung.
- Kulit tampak pucat dan elastisitasnya berkurang.
- Bayi tampak lemas, mengantuk, atau rewel berlebihan.
Jika beberapa tanda di atas muncul bersamaan dengan diare atau muntah, pemberian ORS harus segera dilakukan.
Cara dan Waktu yang Tepat Memberikan ORS pada Bayi
Meskipun terdengar sederhana, cara memberikan ORS pada bayi tidak boleh sembarangan. Dosis, frekuensi, serta metode pemberian harus disesuaikan dengan usia, berat badan, dan kondisi bayi.
1. Jenis ORS yang Aman untuk Bayi
Ada dua jenis ORS yang umum digunakan:
- ORS komersial siap pakai (larutan cair) – biasanya dijual dalam botol kecil atau sachet cair.
- ORS bubuk (sachet) – harus dilarutkan dalam air matang sesuai takaran pada kemasan (biasanya 200 ml atau 1 liter).
Untuk bayi, sebaiknya gunakan ORS dengan kadar elektrolit rendah (low osmolarity) sesuai rekomendasi WHO, karena lebih aman untuk sistem pencernaan bayi yang masih sensitif. Hindari membuat larutan ORS sendiri tanpa panduan medis, karena kesalahan takaran garam atau gula bisa berakibat fatal.
2. Kapan ORS Diberikan?
ORS sebaiknya diberikan segera setelah bayi mengalami muntah atau diare. Jangan menunggu sampai bayi benar-benar lemas atau dehidrasi berat.
Jika bayi muntah setelah minum ORS, jangan langsung berhenti memberikannya. Tunggu sekitar 5–10 menit, lalu coba berikan lagi dalam tetesan kecil menggunakan sendok, pipet, atau sendok bayi khusus. Dengan cara ini, cairan lebih mudah diserap dan tidak memicu muntah lagi.
3. Cara Pemberian yang Benar
Pemberian ORS pada bayi dilakukan dengan perlahan namun konsisten. Berikut panduannya:
- Untuk bayi di bawah 6 bulan yang masih menyusu eksklusif: tetap lanjutkan pemberian ASI sesering mungkin, karena ASI juga membantu menggantikan cairan dan nutrisi. ORS hanya diberikan jika bayi kehilangan cairan cukup banyak.
- Untuk bayi di atas 6 bulan: berikan ORS sedikit demi sedikit setiap 1–2 menit menggunakan sendok kecil atau pipet.
- Jika bayi menolak, cobalah memberi dalam bentuk tetesan agar tidak membuatnya tersedak.
Jumlah cairan yang perlu diberikan:
- Setelah setiap episode diare atau muntah, bayi butuh sekitar 50–100 ml ORS.
- Untuk bayi yang lebih besar (di atas 1 tahun), dapat diberikan hingga 100–200 ml setiap kali kehilangan cairan.
4. Hindari Kesalahan Umum
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang tua dalam pemberian ORS antara lain:
- Menggunakan air tidak matang, yang justru bisa memperparah diare.
- Menambahkan gula berlebih, karena dapat memperburuk kehilangan cairan.
- Menyimpan larutan ORS lebih dari 24 jam, padahal setelah itu kualitasnya menurun.
- Mengganti ORS dengan minuman manis atau jus, yang tidak memiliki komposisi elektrolit seimbang.
Jika bayi mengalami dehidrasi berat, ditandai dengan ubun-ubun cekung dalam, tidak bisa minum, atau tidak buang air kecil sama sekali dalam 6 jam terakhir, segera bawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapat cairan melalui infus.
5. Dampingi dengan Nutrisi Tepat
Setelah bayi mulai membaik dan mampu minum dengan baik, lanjutkan dengan memberikan makanan lembut atau ASI lebih sering. Tubuh bayi perlu waktu untuk memulihkan energi dan elektrolit yang hilang. Hindari makanan berlemak tinggi, minuman bersoda, atau produk susu non-ASI hingga pencernaan benar-benar pulih.
Kesimpulan
Oral Rehydration Solution (ORS) adalah salah satu penemuan paling penting dalam dunia medis anak. Cairan sederhana ini terbukti mampu menyelamatkan nyawa bayi dan anak-anak dari bahaya dehidrasi akibat diare atau muntah.
Untuk bayi, pemberian ORS harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai panduan medis. Orang tua perlu mengenali tanda-tanda dehidrasi sejak dini, memilih jenis ORS yang tepat, dan memberikannya secara perlahan dalam dosis kecil namun teratur.
Kunci keberhasilan rehidrasi pada bayi bukan hanya pada jumlah cairan yang diminum, tetapi pada keteraturan dan kesabaran orang tua dalam memberikannya. Jangan lupa untuk tetap memberikan ASI, menjaga kebersihan makanan dan air, serta memantau kondisi bayi setiap jamnya.
Jika gejala tidak membaik dalam 24 jam atau bayi menolak minum sama sekali, segera bawa ke dokter atau rumah sakit untuk penanganan lanjutan. Dengan pengetahuan yang tepat, ORS bisa menjadi langkah sederhana namun efektif untuk menjaga bayi tetap aman, sehat, dan terhidrasi dengan baik.